Monday, August 1, 2011

Life is about choices

1st August 2011, late night..

Blogging selalu menjadi saat dimana saya dapat merenung kembali apa yang terjadi pada diri saya dalam waktu dekat ini, saking cepatnya perubahan ini membuat saya sendiri tidak Notice lagii terhadap perubahan di sekitar ini.
Saya tidak lagi menjadi Boss kecil untuk usaha sparepart keluarga, saya juga bukan lagi pencuci kolam di Restaurant Goodies yang sehari hanya bekerja 1 s/d 2 jam namun mengambil gaji layaknya full time employee.

Saya sudah pulang training untuk program Relationship Manager di Bank Permata. Mulai masuk ke dunia kerja sebenarnya, dari meeting pagi selama 1 jam, proses pencarian debitur lending, funding; Telemarketing prospek Loan ke debitur baru; hitung Rekening Koran; Analisa laporan keuangan, membuat kredit proposal, Account planning dan lain-lain. Padahal di febuari lalu saya masih asing sekali dengan hal-hal yang saya sebut di atas.
Saya memilih untuk keluar dari zona nyaman, tinggalin semua urusan yang dikerjakan saat itu dan ikut training yang selama hampir 4 bulan di Jakarta.

Saya tidak tahu apakah pilihan ini membawa saya ke arah lebih baik atau sebaliknya, ada banyak teman yang menggangap its a rare opportunities, dan saya benar sekali mengambilnya. Tapi apakah demikian??

Beberapa hari setelah saya pulang ke Batam, saya mulai merasa jauh dengan teman2 yang ada selama ini. Mereka tidak lagi maen billyard, tidak lagi maen basket, dan tidak lagi clubbing seperti dulunya.
Sebagian menjadi lebih giat bekerja, sebagian masih stay di tempat yang sama (tidak ada kemajuan, namun tidak menjadi lebih buruk juga) dan ada sebagian yang menghambur-hamburkan apa yang mereka punya dengan sesuatu yang tidak masuk akal seperti : tergila-gila dengan mesin doraemon, permainan texas hold em yang dalam 1 malam bisa mengalahkan 2 s/d 3 bulan gaji bulanan yang mereka dapat.

Mungkin 4 bulan ini telah membawa banyak perubahan, dan pada saat ini saya sudah berada di luar track permainan. Saya lebih banyak memilih untuk tinggal di rumah dengan menyibukkan sendiri dengan urusan-urusan yang tidak penting dibanding mengikuti aktivitas yang dijalankan teman2 yang dinilai saya kurang produktif.

Inilah jalan yang saya pilih 6 bulan yang lalu, mau tidak mau harus saya jalankan dengan sebaik-baiknya mengingat harapan dari keluarga saya yang begitu besar. Banyak yang menggangap saya mendapatkan pekerjaan yang baik dengan bayaran yang diatas rata-rata, namun siapa yang tau kesulitan-kesulitan yang saya alami selama ini?? Seberapa banyak hal yang saya tinggalkan untuk mendapatkan kesempatan ini, dan seberapa banyak effort yang saya keluarkan untuk lulus dari program ini.
Kadang kala rasa ini membuat saya kian terasa tertekan mengingat saya masih punya kontrak kerja selama 2,5 tahun kedepan lagi, bagaimana kalau saya tidak betah lagi kerja disana? Bagaimana saya mendapatkan uang 67,5 juta untuk membayar penalty untuk pembatalan kontrak??

Orang selalu mengatakan, nanya saja ke google, dia pasti ngerti. Saya hanya berharap :

"SEMOGA GOOGLE SELALU DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN SAYA"

No comments:

Post a Comment